Awan Kumulunimbus "Alasan" Hilangnya Air Asia QZ 8501



 Sebelum hilang kontak, pilot Air Asia QZ 8501 meminta ijin mengubah jalur penerbangan karena ada Awan Kumulunimbus.
 
    Kumulunimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok. Awan ini menciptakan petir dari dalam inti awan.
   Kumulunimbus adalah sebuah awan vertikal menjulang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Awan ini terbentuk dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar.

  Awan Kumulunimbus menjadi musuh utama penerbangan karena bisa menghasilkan microbust, atau angin dengan tekanan tinggi. Microbust yang menerpa pesawat akan menekan pesawat ke bawah dan pesawat kehilangan daya angkat. Microbust yang muncul mengakibatkan aliran angin dari ujung sayap melingkar dan tumbuh ke bawah. Lintasan yang dilalui pesawat mengakibatkan berbahaya turbulensi angin di belakang pesawat.

  Otoritas penerbangan Amerika Serikat, FAA ( Federal Aviation Administration ) memberi perhatian besar pada masalah ini sejak 1960. Mereka mencatat sekitar 500 pesawat berada dalam bahaya atau nyaris celaka karena dihempaskan microbust saat take off dan landing .

   Fenomena turbulensi ini biasanya terlihat dan durasi pendek (rata-rata 10 menit). Sebelum dekade 90-an sulit untuk melacak kemunculan microbust. Namun kini dipasang peralatan Low Level Windshear yang akan memberikan peringatan dua menit sebelum microbust muncul.

  Saat ini pesawat saat melakukan take off dan landing harus melalui prosedur khusus saat menghadapi turbulensi angin. Menara Pengawas Bandara akan membantu dengan memberikan interval setidaknya 5 menit sebelum pesawat take off dan landing hingga turbulensi menghilang.
 
source 
Previous
Next Post »
Thanks for your comment