dokter muda cantik yang gigih dan berani



       Tidak dapat dipungkiri Indonesia adalah negara yang dihuni oleh beragam masyarakat yang berasal dari latar belakang suku, budaya dan adat istiadat berbeda. Tidak sedikit pula masyarakat yang masih memegang teguh kepercayaan leluhur secara turun temurun yang cenderung masih bersifat takhayul.

Banyak di antaranya yang masih lebih percaya kekuatan mistis dari dukun-dukun ketimbang pengobatan medis yang telah 'berbicara' secara ilmiah dan mampu dibuktikan secara ilmiah pula, terutama masyarakat yang masih tinggal di daerah pelosok yang jauh dari hingar bingar perkotaan. Iim Karimah, dokter muda lulusan Universitas Brawijaya memilih untuk peduli terhadap fenomena ini.

Dokter Iim Karimah adalah salah satu dokter muda yang saat ini sedang mengikuti program Pencerah Nusantara. Sebuah program yang digagas oleh Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Millenium Development Goals (KUKP-RI MDGs). Adapun tugas utama dari para dokter yang mengikuti program ini ialah mengubah paradigma masyarakat mengenai kesehatan. Untuk itu, mereka harus bersedia untuk ditempatkan di daerah-daerah pelosok yang memerlukan penyuluhan ini.

Iim Karimah mengabdi di Puskesmas Ogotua di Kecamatan Dampa Utara, Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah bersama seorang bidan, seorang perawat dan dua orang pemerhati kesehatan. Sudah lebih dari setahun ditempatkan di sana, Iim melihat kenyataan masyarakat yang jauh dari masyarakat perkotaan. "Kalau warga di sini, masih banyak yang kalau sakit lebih memilih berobat ke dukun dibandingkan datang ke Puskesmas," ujarnya.

Mengubah paradigma primitif semacam ini tentu sulit untuk dilakukan, terlebih untuk seorang dokter muda yang baru lulus dari perguruan tinggi. Namun Iim tidak pernah patah semangat dalam mengemban tugas mulia ini. Pernah suatu ketika Iim harus mati-matian meyakinkan seorang ibu untuk membawa anaknya ke rumah sakit lantaran mengalami patah tangan terbuka.

"Pernah ada anak kecil yang datang ke Puskesmas dengan patah tangan terbuka sampai kelihatan tulang. Sang anakharusdirujukkerumahsakit, tapi ibunya bersikeras tidak mau dibawa ke rumah sakit karena berpikir masih bisa ditangani oleh dukun, ujarnya menceritakan pengalaman. "Tapi setelah saya kasih penjelasan berkali-kali untuk meyakinkannya, baru dia mau bawa anaknya ke rumah sakit, tambahnya.
Selain belum menaruh kepercayaan pada ilmu edokteran, mayoritas warga juga belum mengerti fungsi dari kartu Jamkesmas. "Tugas saya bertambah untuk menerangkan kepada warga tentang kegunaan kartu Jamkesmas," katanya. Meskipun begitu, Iim Karimah tetap melakukan tugas yang diembannya dengan penuh kesabaran.

Mengubah pola pikir seseorang yang telah turun-temurun bukanlah sesuatu yang semudah membalikkan telapak tangan. Dokter Iim Karimah yakin bahwa dengan pendekatan komunikasi yang tepat, warga Kecamatan Dampa Utara dapat melihat Puskesmas sebagai tempat yang tepat baginya untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

Tidak sampai di situ saja, Iim Karimah sebagai dokter yang di tempatkan di daerah yang amat sangat jarang terdapat dokter lainnya pun harus siap sedia 24 jam untuk menerima kedatangan pasien. "Pernah rumah dinas saya didatangi pasien pukul 01.00 dini hari. Waktu itu pasien yang datang menderita darah tinggi, hidungnya sampai mimisan. Langkah pertama yang saya lakukan adalah memberikannya obat penurun tekanan darah," cerita dokter Iim kepada merdeka.com.

Biarpun begitu, Iim melihat usahanya di sana tidaklah sia-sia, warga yang sebelumnya bersikap apatis terhadap pengobatan medis mulai dapat menerimanya meskipun masih sedikit demi sedikit. Hal ini pun ia maklumi karena melihat kenyataan bahwa masih sangat kurangnya tenaga medis di daerah-daerah terpencil. Bahkan ada satu desa yang tidak memiliki satu pun petugas kesehatan.

Dokter Iim Karimah adalah sebuah sosok pemuda yang dapat dijadikan contoh bagi generasi muda Indonesia, khususnya yang hidup di perkotaan. Ia pasti bisa mendapatkan fasilitas yang mumpuni dengan menjadi dokter di perkotaan, namun ia lebih memilih untuk melakukan sesuatu yang ia rasa lebih penting untuk dilakukan. Semangat pengabdian terhadap bangsa dengan menjadi dokter di daerah pelosok adalah sesuatu yang patut kita tiru dalam keseharian kita. Sudahkah kita mengabdi untuk bangsa ini?


sumber
Previous
Next Post »
Thanks for your comment